Peradaban Sunda Modern akan Dimulai oleh Kerajaan Atlantis yang Berpusat di Bandung
Setelah memahami bahwa asal muasal (akar/sejarah tertua)
peradaban dari sunda maka berikutnya peradaban baru super modern akan
muncul dari sunda.
Dimulai dengan berdirinya Kerajaan Atlantis di Bandung yang akan membentuk peradaban surgawi.
Kerajaan Atlantis akan dipimpin oleh Sajatining Ratu Adil (Raja Adil) beserta ratunya (Ratu Adil).
Banyak sebutan untuk Raja Adil diantaranya satria piningit,
satrio pinanditho sinisihan wahyu, putera batara indra, cah angon,
budak janggotan, nonoman sunda, kalki awatara, budha maitreya, ulul
albab dll.
Raja Adil dan Ratu Adil akan tampil bukan dengan raga
manusia biasa seperti pada umumnya, tapi Raja dan Ratu Adil akan tampil
dengan sajatining raga (raga yang sempurna).
Raga yang sempurna ini akan tampak seperti berusia 33 tahun terus menerus (tidak menua dan abadi).
Raja dan Ratu Adil hakikatnya satu, Raja Adil adalah
perwujudan Jatiraga (kesempurnaan lahir/mahadewa) dan Ratu Adil adalah
perwujudan Jatiwanda (kesempurnaan batin/mahadewi). Sedangkan penyatuan
kesempurnaan lahir batin disebutnya Jatisunda (mahabaratha).
Raja dan Ratu adil bukan hanya abadi raganya tapi juga abadi alamnya. Alam keabadian ini disebutnya Alam Sunda (alam surgawi).
Kerajaan Atlantis yang dipimpinnya akan membentuk peradaban abadi yaitu Peradaban Sunda (peradaban surgawi).
Raja dan Ratu adil secara zahir asalnya manusia biasa, tapi
karena mereka telah melakukan perjalanan "mulih ka jati, mulang ka
asal" secara sempurna maka merekapun mendapat buah (hasil) yang
sempurna.
Raja Adil adalah bapak hakiki seluruh umat manusia, sedangkan Ratu Adil adalah ibu hakiki seluruh umat manusia.
Kalau Adam dan Hawa itu bapak dan ibu secara zahir seluruh umat manusia, bukan bapak dan ibu secara hakiki.
Ratu Adil itu secara hakikat berasal dari batin (wujud
batinnya) Raja Adil, sedangkan Siti Hawa itu berasal dari tulang rusuk
Adam bukan dari batin Adam.
Penyatuan Raja dan Ratu Adil secara hakiki pun menghasilkan
"buah batin (buah Jatisunda)" yaitu para bidadara (buah Jatiraga) dan
bidadari (buah Jatiwanda).
Dan yang terpenting dari semuanya adalah bahwa Allah
"mihape awak (nitip badan)" ke Raja Adil sebagai zatil wujudullah lahir
dan Ratu Adil sebagai zatil wujudullah batin karena untuk melihat zatil
wujudullah (wujud zat Allah) asli tidak akan ada satupun manusia yang
mampu melihatnya.
Maka bertemu Raja dan Ratu Adil, pada hakikatnya adalah bertemu dengan Allah.
Bukan hanya "mihape awak" tapi Allah juga memberikan
kekuasaan penuh kepada Raja Adil dengan menyerahkan "pena lauh mahfudz"
untuk mengatur takdir seluruh makhluk dan alam jagad.
Makanya energi yang dimiliki oleh Raja Adil bukan lagi energi murni atau energi anti materi tapi energi ilahiyah.
Dengan adanya Raja dan Ratu Adil, secara hakikat adalah
turunnya Allah ke bumi untuk menjemput seluruh manusia masuk ke dalam
surga.
Inilah rahmat (kasih sayang) Allah yang tidak terbatas,
semua perjalanan "mulih ka jati, mulang ka asal" umat ditebus melalui
Raja dan Ratu Adil karena tidak ada satu orang pun yang sanggup
melakukan perjalanan "mulih ka jati, mulang ka asal" hingga mencapai
Jatiwanda (kesempurnaan batin), Jatiraga (kesempurnaan lahir) dan
Jatisunda (kesempurnaan lahir dan batin).
Kalau alam surga sudah diturunkan ke bumi, apakah masih
akan terjadi kiamat? apakah ada pengumpulan manusia di padang mahsyar?
apakah ada yang masuk neraka?
Jawabannya adalah sekarang semua terserah Raja Adil karena
Allah sudah memberikan kekuasaan penuh kepada Raja Adil untuk mengatur
takdir setiap makhluk dan alam jagad raya melalui "pena lauh mahfudz".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar