Kerajaan Parahyangan adalah kerajaan pertama bani Adam yang berpusat di Bandung dengan Nabi Adam sebagai rajanya.
Sejarah kerajaan tidak terlepas dari sejarah kenabian dan kewalian. Kalaupun yang menjadi raja bukan nabi maka raja bertanggung jawab kepada nabi atau wali.
Kerajaan tertua kedua adalah Kerajaan Kahyangan Sunda yang berpusat di Kabuyutan Galunggung Tasik dengan Nabi Nuh sebagai rajanya.
Setelah peradaban pada jaman Nabi Nuh habis ditelan banjir besar, maka umat berikutnya Nabi Nuh yang perahunya terdampar di Gunung Galunggung Tasik membuat peradaban baru.
Berikutnya Kerajaan Kahyangan Sunda diteruskan oleh Kerajaan Sunda yang berpusat di Kabuyutan Ciburuy Garut dengan Nabi Ibrahim sebagai rajanya.
Jadi, Nabi Adam adalah Raja Parahyangan, kalau Nabi Nuh adalah Raja Kahyangan Sunda, sedangkan Nabi Ibrahim adalah Raja Sunda.
Penerus terakhir Kerajaan Sunda adalah Kerajaan Pajajaran yang berpusat di Bogor yang kemudian dihilangkan peradabannya (ngahiyang) untuk dimunculkan kembali di akhir jaman (sekarang).
Kemunculan kembali Kerajaan Pajajaran di akhir jaman akan berubah wujud menjadi kerajaan baru yang super modern dan berubah nama menjadi Kerajaan Atlantis yang berpusat di Bandung.
Kerajaan Kahyangan Sunda sebagai Pusat dari Seluruh Peradaban Dunia
Setelah terjadi banjir besar pada jaman Nabi Nuh, semua peradaban di bumi hancur, yang selamat hanya Nabi Nuh beserta sebagian keluarga dan para pengikutnya.
Setelah peradaban pada jaman Nabi Nuh habis ditelan banjir besar, maka umat berikutnya Nabi Nuh yang perahunya terdampar di Gunung Galunggung Tasik membuat peradaban baru.
Sebagian penduduk Kabuyutan Galunggung pun ada yang selamat dari bencana banjir.
Kabuyutan Galunggung disebut juga Sundaland, atau lebih tepatnya Kabuyutan Galunggung adalah bagian dari wilayah Sundaland.
Umat Nabi Nuh beserta pengikutnya dan orang-orang Kabuyutan Galunggung pun kemudian membangun kerajaan Kahyangan Sunda yang kemudian menjadi pusat peradaban dunia, yang dikenal sebagai Peradaban Atlantis.
Umat Nabi Nuh sebenarnya bukan membangun dari nol tapi membangun kembali peradaban yang sudah ada sebelumnya yaitu peradaban Atlantis yang telah dibangun oleh Kerajaan Parahyangan.
Jadi, meskipun Kahyangan Sunda menjadi pusat peradaban dunia tapi tetap akarnya adalah peradaban Atlantis.
Sejarah Budaya Tertua
Visi : Mulih ka jati Mulang ka Asal
Misi :
– Urang sunda apal kana jati sundana
– Urang sunda apal kana jati dirina
– Urang sunda apal yen asal muasal peradaban ti sunda, bakal balik deui ka sunda
Uraian/sub judul :
– Sejarah ilmu tertua
– Sejarah kenabian tertua
– Sejarah kerajaan tertua
– Sejarah agama tertua
– Sejarah tarekat tertua
– Sejarah kewalian tertua
– Sejarah leluhur tertua
– Sejarah kampung halaman tertua
– Sejarah budaya tertua
Metode :
– Mun neang nu bener bakal neang oge nu salah, ahirna meunangna kabeneran jeung kasalahan, tungtungna lain mulang tapi malah pasea, tah kieu mun neang ka luar diri.
– Mun neang nu sabenerna moal aya nu sasalahna, ahirna meunang bebeneran moal meunang sasalahan, tungtungna mulang moal aya pasea, tah kieu mun neang ka jero diri.
– Matak mun neang ka jero diri mah moal kabobodo tenjo kasamaran tingali sabab meunang bukti nu nyari (eusi) bukti nu nyata (kulit).
– Sabab mun saukur nempo kulit teu nempo eusi mah tungtungna lain mulang tapi malah jadi agul ku payung butut.
– Da ari geus mulang mah tong boro bukti nu ka tukang, bukti nu ka hareup ge geus nyampak.
– Tapi nu agul ku payung butut mah tong boro bukti nu ka hareup, bukti nu ka tukang ge moal meunang.
– Sabab hirup mah ayeuna, lain kamari lain isuk.
Sejarah Ilmu Tertua
Ilmu Keabadian (Sundayana) adalah Ilmu Tertua
Ilmu tertua (Sundayana) adalah ilmu keabadian yang diperlukan oleh Nabi Adam dan Siti Hawa agar bisa hidup abadi di surga.
Kenapa Adam dan Hawa belum hidup abadi? karena posisinya masih di surga taman (jannatullah/taman Allah), bukan di surga rumah (baitullah/rumah Allah).
Makanya kalau di jannatullah masih ada larangan yaitu mendekati pohon khuldi (pohon keabadian) apalagi memakan buahnya, sedangkan kalau di baitullah tidak ada larangan.
Pohon khuldi secara hakikat adalah ilmu keabadian agar bisa masuk Baitullah.
Sedangkan buah khuldi secara hakikat adalah hasil keabadian yaitu bertemu dengan wujudullah (wujud Allah) atau pemilik baitullah.
Kenapa Adam dan Hawa Diturunkan ke Dunia?
Adam dan Hawa diturunkan ke dunia karena telah mendekati pohon khuldi dan memakan buahnya tanpa memahami hakikatnya.
Tujuan diturunkan ke dunia agar belajar untuk memahami hakikat pohon khuldi (ilmu keabadian) dan buah khuldi (hasil keabadian).
Apa itu ilmu keabadian? Ilmu keabadian adalah ilmu “mulih ka jati, mulang ka asal” yaitu dengan kata lain “asal dari Allah kembali ke Allah”.
Istilah “mulih ka jati mulang ka asal” berasal dari tarekat tertua yaitu tarekat karahayuan pada jaman Nabi Nuh.
Tarekat adalah bagian dari agama karena agama itu meliputi syariat (amalan lahir) dan tarekat (amalan batin).
Kenapa ada 2 jenis amalan? Karena manusia terdiri dari 2 unsur yaitu jasmani (jasad) dan rohani (ruh). Makanya ada ilmu syariat (ilmu lahir/ilmu kulit) dan ilmu hakikat (ilmu batin/ilmu isi).
Apa itu ilmu “mulih ka jati, mulang ka asal”?
Ilmu “mulih ka jati, mulang ka asal” adalah ilmu “pulang” yaitu pulang ke Allah.
Lengkapnya adalah “mulih ka jati, mulang ka asal, dipunut ku Gusti, dicandak ku nu rahayu”.
Pulangnya lewat mana? yaitu ke dalam diri, bukan ke luar diri. Jalurnya dari martabat alam terendah hingga martabat alam tertinggi.
Ada 5 martabat alam dari yang tertinggi hingga yang terendah :
1. Martabat alam zat
2. Martabat alam sifat
3. Martabat alam asma
4. Martabat alam ruh
5. Martabat alam jism (jasad)
Jadi “asal dari Allah, kembali ke Allah” adalah dari zat ke sifat ke asma ke ruh ke jism, kemudian kembali lagi dari jism ke ruh ke asma ke sifat ke zat.
Alam keabadian adanya di martabat alam zat. Jadi “asal dari zat, kembali ke zat” atau bisa disebut juga “asal dari alam keabadian, kembali ke alam keabadian”.
Jalur pulangnya adalah :
1. Mulih ka jati yaitu dari jism ke ruh
2. Mulang ka asal yaitu dari ruh ke asma
3. Dipunut ku Gusti yaitu dari asma ke sifat
4. Dicandak ku nu rahayu yaitu dari sifat ke zat
Ilmu “mulih ka jati, mulang ka asal, dipunut ku gusti, dicandak ku nu rahayu” disebut juga Sundayana (ajaran sunda). Jadi, ilmu keabadian adalah Sundayana.
Sedangkan buah keabadian adalah “mulih ka jati, mulang ka asal, congo nyurup dina puhu, dalitna kuring jeung kuring, sirnaning pati rawayan jati” disebut juga Rawayan Jati.
Sundayana adalah pohonnya (hakikat pohon khuldi), sedangkan Rawayan Jati adalah buahnya (hakikat buah khuldi).
Sundayana (pohon/ilmu) dan Rawayan Jati (buah/hasil/pancer) menjadi satu pondasi jalan hidup yang disebut ageman Sunda.
Sundayana membentuk Jatiwanda (kesempurnaan jiwa) sedangkan Rawayan Jati membentuk Jatiraga (kesempurnaan raga).
Jadi, ageman Sunda yang dibawa oleh Nabi Adam adalah ajaran intisari dari semua agama yang dibawa oleh para nabi karena hakikatnya semua agama samawi menyuruh umatnya untuk kembali atau pulang kepada Tuhannya hingga sempurna jiwa raganya.
Darimana asal muasal ilmu “mulih ka jati, mulang ka asal“?
Yaitu dari tarekat tertua yang bernama Karahayuan dengan wali mursyid (sunan) tertua yang bernama Syekh Sanusi.
Tarekat Karahayuan yang dibawa Syekh Sanusi ini mempunyai sanad (sandaran) atau mata rantai ijazah (ijin) ke Nabi Nuh, kemudian ke Nabi Idris hingga ke Nabi Adam.
Nama tarekat berkaitan dengan nama syariat. Sebelum jaman Nabi Nuh belum ada nama syariat atau nama agama karena pada waktu itu hanya ada satu agama yang dibawa oleh Nabi Adam.
Nama syariat dan tarekat baru muncul ketika jaman Nabi Nuh karena pada waktu itu umat Nabi Nuh mulai berbuat syirik dengan membuat ajaran agama sendiri tanpa sanad ke Nabi.
Jadi, pembawa asli pertama atau pelopor utama tarekat Karahayuan adalah Nabi Adam.
Pada jaman Nabi Adam belum ada nama syariat dan tarekat, hanya ada satu agama (satu ajaran inti/jalan hidup) yaitu ageman Sunda.
Sejarah Kenabian Tertua
Nabi Adam Belajar Ilmu Keabadian
Tujuan diturunkannya Nabi Adam ke dunia adalah untuk belajar ilmu keabadian yaitu ilmu “mulih ka jati, mulang ka asal” dan buahnya (hasil dari ilmu keabadian).
Maka dimanakah letak ilmu “mulih ka jati, mulang ka asal” dan buahnya? apa simbol-simbolnya?
Simbol Sundayana (ilmu keabadian) dan letaknya adalah :
1. Simbol “mulih ka jati” adalah cai kahuripan yang terletak di Gua Pamijahan Tasik, Jawa Barat.
2. Simbol “mulang ka asal” adalah cai kadigjayaan yang terletak di Gua Pamijahan Tasik, Jawa Barat.
3. Simbol “dipunut ku Gusti” adalah tirta kamandanu yang terletak di Kediri, Jawa Timur.
4. Simbol “dicandak ku nu rahayu/congo nyurup dina puhu” adalah air abadi yang terletak di Gunung Bromo, Jawa Timur.
Berikutnya adalah simbol Rawayan Jati (buah keabadian yang terdiri dari buah batin/jiwa dan buah raga) dan letaknya :
5. Simbol “dalitna kuring jeung kuring” adalah air arsyil ‘azhim sumur bandung titik 0 yang terletak di jalan Cikapundung Bandung, Jawa Barat.
6. Simbol “sirnaning pati rawayan jati” adalah air kalimasada (air opat kalima pancer) Sumur Bandung titik 1 yang ada di belakang gedung Palaguna alun-alun Bandung, Jawa Barat.
Apa arti dari simbol-simbol tersebut?
1. Cai kahuripan adalah ilmu untuk memahami alam ruh yaitu dengan menghilangkan segala sesuatu selain Allah dalam diri.
2. Cai kadigjayaan adalah ilmu untuk memahami alam asma yaitu dengan meniadakan diri (pasrah) atau menghilangkan keakuan.
3. Tirta kamandanu adalah ilmu untuk memahami alam sifat yaitu hilangnya keakuan dan segala sesuatu selain Allah.
4. Air abadi adalah ilmu untuk memahami alam zat yaitu alam anti materi.
5. Air arsyil ‘azhim yaitu buah batin/jiwa dari ilmu keabadian (jatiwanda) yaitu bertemu dengan wujudullah (wujud Allah) secara batiniyah.
6. Air kalimasada yaitu buah lahir/raga dari ilmu keabadian (jatiraga) yaitu bertemu dengan wujudullah secara zahir.
Dimana Pintu Keluar dan Tempat Diturunkan Adam Hawa Ketika Keluar dari Jannatullah?
Pintu keluar jannatullah adalah di Laut Kidul Bungbulang Garut, Jawa Barat.
Adam dan Hawa ditempatkan terpisah, Adam di Gunung Halu Padalarang, Jawa Barat. Sedangkan Hawa di Laut Kidul Pelabuan Ratu Sukabumi, Jawa Barat.
Adam dan Hawa belajar ilmu mulih ka jati mulang ka asal makanya diturunkan di Tatar Sunda.
Setelah memahami ilmu mulih ka jati mulang ka asal, berikutnya adalah memahami buah (hasil) dari ilmu mulih ka jati mulang ka asal yang letaknya di Bandung karena Bandung adalah Baitullah hakikat (air ‘arsyil ‘azhim dan air kalimasada).
Adam dan Hawa belajar masing-masing di tatar Sunda hingga akhirnya bertemu di Padang Arafah, Arab Saudi.
Jadi, di Arab itu tempat bertemu dan sifatnya safar (bepergian), kalau kampung halaman Adam dan Hawa adalah di Bandung.
Bagaimana hubungannya dengan Ka’bah sebagai Baitullah yang terletak di Mekah? Ka’bah itu Baitullah syariat, kalau Bandung itu Baitullah hakikat.
Makanya kerajaan tertua adalah Kerajaan Parahyangan yang berpusat di Bandung dengan Nabi Adam sebagai Rajanya. Nabi Adam adalah Raja Parahyangan.
Asal muasal peradaban dari Bandung, dan akan muncul kembali dari Bandung.
Sejarah Kerajaan Tertua
Kerajaan Parahyangan adalah Kerajaan Tertua di Dunia
Kerajaan Parahyangan adalah kerajaan pertama bani Adam yang berpusat di Bandung dengan Nabi Adam sebagai rajanya.
Sejarah kerajaan tidak terlepas dari sejarah kenabian dan kewalian. Kalaupun yang menjadi raja bukan nabi, maka raja bertanggung jawab kepada nabi atau wali.
Kerajaan tertua kedua adalah Kerajaan Kahyangan Sunda yang berpusat di Kabuyutan Galunggung Tasik dengan Nabi Nuh sebagai rajanya.
Setelah peradaban pada jaman Nabi Nuh habis ditelan banjir besar maka berikutnya Nabi Nuh yang perahunya terdampar di gunung Galunggung Tasik membuat peradaban baru.
Berikutnya Kerajaan Kahyangan Sunda diteruskan oleh Kerajaan Sunda yang berpusat di Kabuyutan Ciburuy Garut dengan Nabi Ibrahim sebagai rajanya.
Jadi, Nabi Adam adalah Raja Parahyangan, kalau Nabi Nuh adalah Raja Kahyangan Sunda, sedangkan Nabi Ibrahim adalah Raja Sunda.
Penerus terakhir Kerajaan Sunda adalah Kerajaan Pajajaran yang berpusat di Bogor yang kemudian dihilangkan peradabannya (ngahiyang) untuk dimunculkan kembali di akhir jaman (sekarang).
Kemunculan kembali Kerajaan Pajajaran di akhir jaman akan berubah wujud menjadi kerajaan baru yang super modern dan berubah nama menjadi Kerajaan Atlantis yang berpusat di Bandung.
Kerajaan Kahyangan Sunda sebagai Pusat dari Seluruh Peradaban Dunia
Setelah terjadi banjir besar pada jaman Nabi Nuh, semua peradaban di bumi hancur, yang selamat hanya Nabi Nuh beserta sebagian keluarga dan para pengikutnya.
Perahu Nabi Nuh terdampar di gunung Galunggung Tasik atau sering disebut juga Kabuyutan Galunggung.
Sebagian penduduk Kabuyutan Galunggung pun ada yang selamat dari bencana banjir.
Kabuyutan Galunggung disebut juga Sundaland, atau lebih tepatnya Kabuyutan Galunggung adalah bagian dari wilayah Sundaland.
Nabi Nuh beserta pengikutnya dan orang-orang Kabuyutan Galunggung pun kemudian membangun kerajaan Kahyangan Sunda yang kemudian menjadi pusat peradaban dunia, yang dikenal sebagai Peradaban Atlantis.
Nabi Nuh sebenarnya bukan membangun dari nol tapi membangun kembali peradaban yang sudah ada sebelumnya yaitu peradaban atlantis yang telah dibangun oleh Kerajaan Parahyangan.
Jadi, meskipun Kahyangan Sunda menjadi pusat peradaban dunia tapi tetap akarnya adalah peradaban atlantis.
Sejarah Agama Tertua
Agama Tertua adalah Jatisunda yang Dibawa oleh Nabi Nuh
Sejak Nabi Adam hingga Nabi Idris sampai Nabi Nuh belum ada nama syariat (agama) karena pada jaman itu hanya ada satu agama yang dibawa oleh Nabi Adam.
Ketika jaman Nabi Nuh, umatnya mulai melakukan penyimpangan syariat dengan membuat ajaran agama tanpa bersandar kepada Nabi.
Maka Nabi Nuh menamakan syariat (agama) yang dibawanya dengan nama Jatisunda untuk membedakan dari ajaran syariat lain yang menyimpang.
Bukan hanya penamaan syariat (amalan lahir) tapi juga Nabi Nuh menamakan tarekat (amalan batin) yang dibawanya dengan nama Karahayuan untuk membedakan dengan tarekat lain yang tidak bersandar kepada Nabi.
Suatu ajaran syariat atau tarekat itu dikatakan menyimpang patokannya adalah apakah ajarannya mempunyai sanad (sandaran) atau mata rantai ijazah (ijin) sampai ke Nabi atau tidak.
Sanad atau mata rantai ijazah diperlukan dalam menyebarkan ajaran syariat atau tarekat kepada umat untuk menjaga kemurnian ajaran sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Agama Tertua Kedua adalah Sunda Wiwitan yang Dibawa oleh Nabi Ibrahim
Pada jaman Nabi Ibrahim ada perubahan syariat (amalan lahir) dan nama dari agama Jatisunda yang dibawa oleh Nabi Nuh menjadi agama Sunda Wiwitan.
Perubahan syariat dan nama agama bisa terjadi karena disesuaikan dengan kondisi umat Nabi pada jaman itu.
Perubahan syariat dari Jatisunda menjadi Sunda Wiwitan juga diikuti oleh perubahan tarekat dari Karahayuan menjadi 2 cabang yaitu Tarekat Sundaniyah dan Kejawen.
Meskipun nama agama berubah dan tarekat menjadi bercabang dua, hakikatnya sama yaitu mengajak umat untuk mulih ka jati mulang ka asal.
Bahkan Nabi Muhammad pun meskipun sudah membawa syariat Islam tapi tetap disuruh untuk mengikuti millah ibrahim (ajaran ibrahim).
Nabi Muhammad bukan disuruh mengikuti syariat Sunda Wiwitan tapi disuruh untuk mengikuti tarekat sundaniyah atau kejawen yang berakar ke tarekat karahayuan.
Intinya, millah ibrahim itu adalah ajaran atau ilmu mulih ka jati mulang ka asal.
Meskipun para nabi tertentu setelah Nabi Nuh membawa syariat yang berbeda-beda dengan syariat sebelumnya tapi semua syariat yang dibawa oleh para nabi itu induknya Sunda Wiwitan, akarnya adalah Jatisunda, sedangkan intisarinya adalah ageman Sunda.
Sejarah Tarekat Tertua
Tarekat Tertua adalah Tarekat Karahayuan yang dibawa oleh Nabi Nuh
Tarekat Karahayuan yang dibawa oleh Nabi Nuh mempunyai sanad (sandaran) atau mata rantai ijazah (ijin) hingga ke Nabi Adam.
Tarekat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari agama yang dibawa oleh para nabi.
Agama yang dibawa oleh para nabi terdiri dari syariat (amalan lahir) dan tarekat (amalan batin).
Untuk kembali kepada Allah tidak cukup dengan syariat saja atau tarekat saja tapi harus mensucikan lahiriah dengan amalan lahir (syariat) dan mensucikan batin dengan amalan batin (tarekat).
Bedanya para nabi itu menyebarkan syariat secara umum dan terbuka sedangkan tarekat secara khusus dan tertutup.
Untuk syariat siapapun bisa melakukannya tapi untuk tarekat hanya orang-orang yang terpanggil dan sungguh-sungguh ingin pulang atau kembali kepada Allah yang bisa melakukannya.
Setelah melakukan syariat, berikutnya adalah melakukan tarekat karena tarekat adalah jalan untuk pulang kepada Allah dari jism ke ruh ke asma ke sifat dan berakhir di zat.
Tarekat Tertua Kedua adalah Sundaniyah dan Kejawen yang dibawa oleh Nabi Ibrahim
Ketika jaman Nabi Ibrahim, tarekat karahayuan bercabang menjadi dua yaitu tarekat sundaniyah dan tarekat kejawen.
Meskipun jadi bercabang dua tapi isinya sama hanya beda penamaan dan bahasa saja.
Tarekat Sundaniyah itu hanacaraka datasawala, kalau Tarekat Kejawen itu honocoroko dotosowolo.
Perubahan penamaan dan bahasa tarekat itu seiring dengan penyebaran umat yang semakin meluas serta perubahan bahasa dan budaya setempat.
Setelah mensucikan lahiriah dengan melakukan amalan syariat, untuk pulang menuju Allah, maka berikutnya adalah mensucikan batin dengan melakukan amalan tarekat.
Setelah melakukan syariat, maka tarekat adalah satu-satunya jalan pulang menuju Allah ke dalam diri melalui martabat alam ruh, asma, sifat dan zat.
Untuk pulang jalannya adalah ke dalam diri bukan ke luar diri. Tidak akan pernah bisa pulang kalau melalui jalan ke luar diri.
Meskipun sekarang banyak sekali jumlah atau cabang tarekat tapi semua tarekat menginduk ke tarekat karahayuan.
Sejarah Kewalian Tertua
Syekh Sanusi dari Tasik adalah Wali Mursyid (Sunan) Tertua Tarekat Karahayuan
Syekh Sanusi adalah wali mursyid pertama yang mempunyai ijazah (ijin) dari Nabi Nuh untuk menyebarkan tarekat karahayuan.
Pewaris atau penerus yang mempunyai sanad ke nabi ada dua jalur yaitu penerus penyebar syariat yang disebut faqih dan penerus penyebar tarekat yang disebut mursyid (wali mursyid/sunan).
Ada 5 tingkatan manusia yang melakukan perjalanan pulang menuju Allah :
1. Basyar adalah orang yang masih berada di martabat alam jism.
2. Annas adalah orang yang sudah masuk martabat alam ruh.
3. Insan adalah orang yang sudah masuk martabat alam asma.
4. Insan Kamil adalah orang yang sudah masuk martabat alam sifat.
5. Kamil adalah orang yang sudah masuk martabat alam zat.
Maka ada 5 tingkatan hati orang yang melakukan perjalanan pulang :
1. Basyar itu belum mempunyai hati karena belum masuk martabat alam ruh.
2. Shadr adalah hatinya annas.
3. Qalbu adalah hatinya insan.
4. Fuad adalah hatinya insan kamil.
5. Lub adalah hatinya kamil.
Sunan Rohmat dari Garut adalah Wali Mursyid (Sunan) Tertua Tarekat Sundaniyah
Sunan Rohmat adalah sunan pertama yang mempunyai ijazah (ijin) dari Nabi Ibrahim untuk menyebarkan Tarekat Sundaniyah.
Sunan adalah orang yang sudah pulang menuju Allah yang kemudian diberi ijazah (ijin) untuk mengantar orang lain pulang. Sunan disebut juga mursyid (pembimbing) atau wali mursyid.
Wali adalah orang yang sudah pulang batinnya. Sedangkan mursyid adalah wali yang diberi tugas untuk mengantar batin orang lain untuk pulang.
Tidak semua wali ditunjuk menjadi mursyid. Jumlah wali jauh lebih banyak daripada mursyid.
Jadi, mursyid itu pasti wali tapi wali belum tentu mursyid. Begitupun nabi pasti mursyid tapi mursyid belum tentu nabi. Jumlah mursyid itu jauh lebih banyak dari nabi.
Semua wali dan mursyid tarekat menginduk ke Sunan Rohmat dan mengakar ke Syekh Sanusi.
Maksudnya adalah Syekh Sanusi yang mengesahkan kewalian seseorang, sedangkan Sunan Rohmat yang mengesahkan ke-mursyid-an seorang wali.
Sejarah Leluhur Tertua
Penduduk Asli Kabuyutan Galunggung Tasik yang Selamat dari Banjir Nuh adalah Leluhur Tertua di Dunia
Beberapa penduduk asli kabuyutan galunggung yang selamat dari banjir Nuh menjadi leluhur tertua dunia karena mereka adalah orang asli Sundaland keturunan Nabi Adam dari Peradaban Atlantis yang berpusat di Bandung.
Sedangkan dari Nabi Nuh yang terdampar di kabuyutan galunggung menjadi leluhur tertua kedua yang kemudian menurunkan berbagai ras yang menyebar ke seluruh dunia.
Keturunan asli kabuyutan galunggung disebutnya Bani Sunda. Sedangkan keturunan dari Nabi Nuh disebutnya Bani Nuh.
Jadi, Bani Nuh adalah bani tertua di dunia tapi akarnya adalah dari Bani Sunda.
Sejarah Budaya Tertua
Budaya Tertua di Dunia adalah Budaya Sunda
Budaya tertua adalah budaya sunda karena budaya sunda adalah budaya yang berasal dari peradaban tertua yaitu peradaban atlantis.
Budaya adalah hasil kegiatan lahiriyah atau hasil yang tampak (lahiriyah) sebagai perwujudan (manifestasi) dari batiniyah.
Bentuk hasilnya berupa nilai-nilai, norma, karakter, pola fikir, adat istiadat, bahasa, kesenian dan sopan santun.
Bentuk hasil yang lebih luas lagi adalah sistem pendidikan, ekonomi, politik, sosial, sains dan teknologi.
Bentuk hasil yang semakin kaya dan meluas yang dilakukan berabad-abad bisa membentuk sebuah peradaban.
Sejarah Kampung Halaman Tertua
Kampung Halaman Seluruh Manusia Sedunia adalah Bandung (Pusat Sundaland)
Kampung halaman seluruh manusia sedunia adalah Sundaland. Sedangkan wilayah utama Sundaland adalah Jawa Barat (Tatar Sunda).
Memang kalau kampung halaman Bani Sunda dan Bani Nuh adalah Kabuyutan Galunggung Tasik tapi akarnya adalah Bandung.
Maka sunda bukan hanya mengajarkan pulang secara batin dengan Sundayana (ilmu mulih ka jati mulang ka asal) tapi juga sunda (Sundaland) adalah tempat pulang (kampung halaman) secara lahir.
Budaya Tertua di Dunia adalah Budaya Sunda
Budaya tertua adalah budaya sunda karena budaya sunda adalah budaya yang berasal dari peradaban tertua yaitu peradaban atlantis.
Budaya adalah hasil kegiatan lahiriyah atau hasil yang tampak (lahiriyah) sebagai perwujudan (manifestasi) dari batiniyah.
Bentuk hasilnya berupa nilai-nilai, norma, karakter, pola fikir, adat istiadat, bahasa, kesenian dan sopan santun.
Bentuk hasil yang lebih luas lagi adalah sistem pendidikan, ekonomi, politik, sosial, sains dan teknologi.
Bentuk hasil yang semakin kaya dan meluas yang dilakukan berabad-abad bisa membentuk sebuah peradaban.
- http://peradabansundamodern.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar